Selasa, 19 Mei 2015

Ngeblog Lewat Aplikasi Mobile Itu Kurang Enak Ya


Saya pernah menulis di blog ini lewat aplikasi Blogger di Android. Soalnya kadang berat juga kalau harus nenteng laptop sana-sini. Dan juga Android dan Blogger itu yang punya sama yaitu Google, kenapa juga tidak dimanfaatkan.

Setelah mencoba sekali rasanya tidak ingin mencoba lagi. Soalnya karena layar yang kecil banget, cuma 4 inci aja. Keyboardnya juga kurang enak. Mungkin harus ganti keyboard, menginstal launcher yang lebih rapi, atau bahkan di root.

Kendalanya adalah smartphone saya, Huawei Y320 ini RAM nya mepet banget buat pasang aplikasi banyak-banyak. Tahu sendiri kan ya kalau masang launcher di Android nguras RAM cukup gede. Belum ditambah aplikasi lain dan aplikasi bawaan Google yang kalau diperhatikan aplikasi bawaan Google lebih banyak makan RAM :P.

Kalau di root, belum pernah saya coba. Resikonya lumayan euy.

Jadi pilihannya adalah mencoba menginstal launcher. Kalau dilihat di Play Store sih lumayan banyak. Bisa dicoba satu-satu mana yang bersahabat dengan RAM di Huawei Y320 ini. Semoga saja bisa membuat suasana menjadi lebih fresh dan bentuk keyboardnya lebih bersahabat dengan jari saya yang besar.

Dan semoga saja Google membawa pembaharuan terkini dengan aplikasi Blogger di Androidnya. Dengan Material Design mungkin hehehe.

Minggu, 17 Mei 2015

Libur Panjang Bikin Malas Nulis


Liburan yang cukup panjang ini lumayan menyenangkan ya. Apalagi buat saya sebagai pekerja pabrik yang memang membutuhkan liburan untuk istirahat sejenak. Menenangkan pikiran dan melepaskan stress. Libur kali ini cukup lama. Mulai dari hari Kamis hingga Minggu. Jumat dianggap libur karena kebetulan dimasukan kedalam cuti bersama hehehe.

Alhasil banyak teman kerja saya pada pulang ke daerah asalnya masing-masing. Dan memang waktu libur panjang ini enaknya kalau gak dipakai untuk traveling, berkumpul bersama keluarga jadi pilihan tepat.

Tapi liburan ini bikin saya malas buat nulis. Mungkin karena ingin memaksimalkan liburan dengan leyah-leyeh, udara Bandung yang memang bikin malas, atau juga memang ingin tidak melakukan apa-apa.

Padahal saya ingin menulis setiap hari minimal satu di blog ini dengan tema yang lebih ke personal atau juga opini-opini. Apalagi pemerintah yang sekarang masih belum jelas mau dibawa kemana Indonesia. Apakah akan dijual satu per satu aset milik Indonesia, liberalisasi yang makin menjadi-jadi, BBM yang harganya sangat fluktuatif, dll.

Kali ini Alhamdulillah bisa nulis lagi. Walaupun memaksakan. Tetapi memang memaksakan diri sendiri untuk menulis itu cara yang paling ampuh buat bisa nulis di blog di tengah kemalasan yang melanda. Atau juga motivasi yang ingin diraih dari blog yang bisa membuat kita terus menulis di blog. Finansial misalnya.

Sabtu, 16 Mei 2015

Apa Cuma Saya Disini yang Memakai Windows Phone Tetapi Kurang Suka Fotografi?


Ada yang bilang kalau smartphone Windows Phone terkenal akan kualitas kameranya yang mengagumkan. Banyak situs berita yang memang mengakui bahwa kualitas dari sistem operasi mobile punya Microsoft itu memang bagus. Apple pun bahkan mengakui secara tidak langsung dengan berencana meningkatkan sisi kualitas kamera dari iPhone terbaru nantinya.

Saya sebagai pengguna Windows Phone, dan baru-baru ini mencoba juga Android, memang kualitas foto dari Windows Phone ini bagus. Sekedar informasi saja kalau saya menggunakan Lumia 620 untuk Windows Phone dan Huawei Ascend Y320 untuk Android.

Mungkin karena saya tidak tahu seluk beluk fotografi seperti apa seperti mengatur pencahayaan, ketajaman, bukaan lensa, dll. Jadi saya anggap saja bagus hehehe.

Cuma memang saya cukup puas dengan kinerja fotografi di Lumia 620, walaupun boleh dibilang smartphone ini adalah keluaran lama, sekitar 2 tahun lalu kalau tidak salah.

Apalagi ditunjang dengan berbagai aplikasi fotografi yang mumpuni. Contohnya saja aplikasi ProShot di Windows Phone yang memiliki fitur yang lengkap ala kamera DSLR. Aplikasinya berbayar, tapi saya bisa mendapatkannya dengan gratis hehehe.

Atau juga Lumia Camera yang hampir sama dengan ProShot. Bedanya Lumia Camera dibuat oleh Microsoft yang mungkin saja lebih mengerti bagaimana memaksimalkan kamera di Lumia ketimbang kompetitornya.

Saya memang kurang suka fotografi. Tetapi kalau foto-foto pemandangan, bangunan, atau juga ada yang minta foto ya saya fotoin juga. Gak pernah juga pake setting yang macem macem. Buka aplikasi kamera terus jepret deh.

Mencoba Menulis Lewat Smartphone

Ini adalah postingan pertama saya menggunakan aplikasi blogger yang ada di Android. Karena Blogger sendiri buatan Google, saya mencoba memanfaatkan aplikasi ini untuk menulis. Apakah enak menulis di aplikasi blogger yang official?

Jujur kalau dibilang enak sih ga terlalu. Bahkan kurang nyaman saja. Menulis asalnya di laptop dengan layar 12 inci dan kecepatan mengetik lumayan, harus beralih menggunakan device berukuran 4 inci dan touchscreen keyboard. Serasa ada yang hilang.

Apalagi typo juga cukup tinggi. Kadang disentuh huruf A, eh yang muncul malah huruf S ataupun Q. Haha.

Tapi gapapa. Pengalaman pertama menulis di blogger lewat aplikasinya.

Mungkin akan lebih nyaman kalau mengetik lewat tablet yang ukurannya lebih besar. Tapi bagaimanapun juga lebih nikmat menulis dengan layar besar dan keyboard yang nyata.

Harapannya sih aplikasi blogger di Android terus diperbarui agar penggunanya mendapatkan pengalaman ngeblog yang menyenangkan. Disertai fitur terbaru dan yang tidak kalah penting adalah hadir di Windows Phone hehe.

Selasa, 05 Mei 2015

4 Momen yang Tepat untuk Mengaktifkan Location


Fitur location biasanya sudah tersedia pada setiap smartphone. Baik itu Android, iOS, dan juga Windows Phone. Location sebenarnya fitur yang tidak terlalu sering digunakan di smartphone, tetapi fitur tersebut dibutuhkan pada saat-saat tertentu.

Secara default, fitur location ini dalam keadaan aktif. Tetapi jangan terlampau sering untuk mengaktifkan ini karena cukup berkontribusi pada baterai yang akan lebih cepat habis.

Momen yang tepat untuk mengaktifkan location adalah

1. Navigasi

Aplikasi peta digital saat ini sudah banyak digunakan dan tersedia di semua sistem operasi digital. Karena saat ini sedang ngetrend traveling, navigasi menjadi hal yang penting untuk digunakan ketika kamu tersesat ataupun tidak ada orang di sekitar yang bisa kamu tanya.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, mengaktifkan location untuk navigasi menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.

2. Check-In

Sebenarnya saya gak suka check-in sana check-in sini dengan aplikasi sosial media. Tidak terlalu penting menurut saya. Tetapi jika check-in menjadi hal yang sering kamu lakukan, fitur location menjadi hal yang harus kamu aktifkan setiap kamu akan mengunjungi sebuah tempat yang keren dan gatal untuk update lokasi.

3. Check-in di Daerah Baru untuk Mendapatkan promo (?)

Jujur saja saya belum terlalu yakin dengan ini. Tetapi ketika waktu saya di Surabaya dan mengaktifkan location, saya mendapatkan pesan dari Dunkin Donut bahwa saya berkesempatan untuk mendapatkan gratis 6 donat kalau membeli 6 donat. Jadinya lumayan dapat 12 hanya dengan menunjukkan SMS ini.


Tapi belum saya coba karena keterbatasan waktu di sana. Atau mungkin udah ada yang pernah coba?

4. Mengetahui arah kiblat dengan akurat

Beberapa aplikasi yang berhubungan dengan sholat, biasanya ada fitur mengetahui arah kiblat. Fitur ini tentu memudahkan umat muslim untuk menentukan kiblat ketika tiba di tempat baru dan kita tidak tahu arah kiblat dimana. Location harus kamu aktifkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan akurat. Dengan begitu kamu tidak lagi ragu-ragu atau berdebat tentang arah kiblat.

Empat momen diatas adalah momen dimana kamu bisa mengaktifkan location pada smartphone kamu. Soalnya fitur ini tidak boleh diaktifkan seterusnya karena akan menguras baterai lebih cepat. GPS akan terus aktif selama kamu berpindah tempat dan smartphone juga akan selalu mengkondisikan lokasi dimanapun kamu berpindah, tentu dengan mencari sinyal dan kuota internet. Jika diaktifkan terus, kuota juga bisa terkuras, walaupun tidak banyak.

Ada yang mau menambahkan?

Senin, 04 Mei 2015

Hello Surabaya! #1 Cimahi – Pasar Turi


Tidak seperti biasanya saya ingin liburan ke tempat yang cukup jauh dan memakan waktu yang lama. Sebenarnya liburan ke Surabaya sih prioritas kedua, karena prioritas pertama adalah bertemu dengan seseorang yang sudah lama ingin saya datangi. Tetapi kalau bertemu saja rasanya kurang afdol, sehingga mengelilingi sebagian kecil Surabaya adalah aktifitas lain yang ingin saya coba.

Di Surabaya saya tidak kenal siapa-siapa. Hanya beberapa teman memang sedang melanjutkan pendidikannya di ITS, sehingga saya cukup terbantu untuk soal tidur. Bisa nebeng, hehe.

Saya berangkat menggunakan kereta api Harina. Awalnya ingin yang ekonomi, tetapi karena tiketnya sudah hampir habis, terpaksa saya menggunakan yang bisnis. Itupun harganya cukup mahal, IDR 355 ribu. Padahal saya pesan satu bulan sebelum keberangkatan. Laris manis ini Harina.

Di perjalanan tidak ada yang terlalu menarik perhatian, kecuali pramugarinya dengan pakaian biru mencolok dan make up yang cukup tebal. Dua pramugari itu tidak lelah menawarkan makanan atau minuman kepada para penumpangnya. Dengan senyum yang menurut saya agak dipaksakan, kehadiran mereka mampu membuat laki-laki menoleh. 

Saya sebangku dengan wanita kisaran usia 28 tahun. Saya duga kalau dia adalah calon ibu muda karena saya lihat dia sedang hamil besar. Karena perjalanannya malam hari, sebagian besar penumpang memilih untuk tidur. Begitupun dengan ibu muda tadi.

Tapi ada yang aneh. Ibu muda ini terlihat tidak nyaman dengan tidurnya. Geser sana, geser sini sambil mengelus perutnya. Mungkin ibu muda ini mencoba untuk menyamankan dirinya sendiri walaupun gerakan yang ada di dalam perutnya cukup membuatnya terganggu. Untungnya di kelas bisnis, cukup nyaman.

Saya pun menawarkan ibu muda itu untuk duduk di tempat saya di dekat jendela. Mungkin bisa membantu membuatnya lebih nyaman. Tetapi ibu muda itu menolak dengan cukup baik yang cukup membuat saya malas untuk menawarkan diri lagi untuk bertukar posisi duduk. Saya akhirnya tidak terlalu mempedulikan dia dan lebih fokus pada buku yang sedang saya baca.

Waktu menunjukkan sekitar pukul 12 malam. Harina sudah sampai pada stasiun Cikampek. Perjalanan yang cukup cepat mengingat Harina berangkat dari Cimahi pukul 21.45. Tidak terasa memang, karena disamping pemandangan di jendela hanya hitam disertai lampu rumah, saya lebih fokus untuk membaca buku. Buku Menggapai Matahari karya Adnan Satino.

Di stasiun Cikampek banyak sekali orang yang masuk di kereta. Saya tebak kalau mereka kebanyakan adalah pekerja yang sedang merantau di sekitaran Karawang dan Cikampek karena di Stasiun Karawang sendiri tidak ada kereta besar yang berhenti. Hanya kereta lokal saja. Sangat disayangkan mengingat Karawang adalah salah satu daerah dengan kawasan industri yang sangat luas. Potensi penumpang dari stasiun ini tentu sangat besar, terutama untuk ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Banyak dari mereka yang turun di stasiun Semarang yang baru sampai pada pukul 5 pagi. Di stasiun Semarang juga saya melihat matahari bersinar dan pembangkit listrik yang menandai bahwa perjalanan saya masih panjang. Stasiun tujuan terakhir Harina, Surabaya Pasar Turi.

Karena sudah lama duduk, saya mencoba untuk menggerakkan badan agar tidak pegal. Sembari ke toilet dan mencuci muka, saya meluruskan otot-otot yang sedari tadi kaku untuk digerakkan di dekat pintu kereta. Lumayan sambil menikmati pemandangan yang didominasi oleh sawah dan jalanan.

Saya baru tahu kalau letak jalan raya di jalur utara berdekatan dan hampir sama seperti yang dilalui oleh kereta. Di sepanjang jalan juga saya melihat banyak truk besar dan bus dengan PO yang melayani perjalanan jarak jauh. Seperti menawarkan persaingan pada Harina bahwa untuk menuju Jawa Timur masih ada bis yang cukup nyaman untuk dinaikki ketika Harina sudah tidak lagi mampu untuk menampung penumpang.

Memesan teh manis panas untuk menyegarkan badan rasanya cukup untuk membuat mata tidak terjaga kembali. Saya menghindari untuk makan makanan berat di kereta. Disamping bekal yang saya bawa tidak cukup banyak, rasanya sayang juga untuk mengeluarkan uang IDR 20 ribu untuk satu porsi nasi goreng yang kuantitasnya tidak cukup untuk membuat cacing yang ada pada perut saya puas.

Teh menjadi pilihan bijak karena saya pikir bertahan 3 jam lagi dengan gula dan kafein sudah cukup. Mie instan tidak jadi pilihan saya karena perut saya mendadak jadi sensitif dan mual jika makan mie instan.

3 jam berlalu dan akhirnya sampai juga di stasiun Surabaya Pasar Turi. Stasiun yang jadi awal perjalanan saya untuk menemukan dia dan mengelilingi sebagian kecil sudut kota Surabaya. Berbekal bekal seadanya, navigasi manual, dan doa, Surabaya saya datang. Hey kamu, saya datang. Tapi ga bilang.

Kamis, 23 April 2015

Review Powerbank Xiaomi 5200 mAh


Powerbank Xiaomi yang 5200 mAh memang sudah cukup lama dirilis. Tetapi tidak terlalu lama juga. Setelah sukses dengan produk smartphone yang dijual secara flash-sale, Xiaomi juga membuat aksesoris smartphone lainnya. Salah satunya adalah powerbank.

Untuk powerbank Xiaomi, ketersediaannya di pasaran cukup banyak. Tidak seperti smartphone yang hanya dalam beberapa menit saja sudah habis. Kalau saya lihat di situs online, stok powerbank Xiaomi masih banyak.

Powerbank yang saya beli adalah powerbank Xiaomi 5200 mAh di salah satu toko online. Yang saya senang adalah plastiknya yang memiliki logo Xiaomi. Hmm..jadi berasa bangga aja.





Kesan pertama yang saya dapatkan adalah powerbank ini enak digenggam. Bahannya bukan plastik, tapi sejenis aluminium. Jadinya agak berasa keset. Dan juga banyak yang menjual sarung untuk powerbank Xiaomi ini. Mungkin karena beberapa orang kurang suka dengan material yang digunakan. Harganya sekitar IDR 20 ribu kalau saya lihat di toko online yang lain. Mungkin sekarang sudah naik.


  

Paket penjualannya hanya unit powerbank dan kabel charge nya saja. Tidak disertakan colokan listrik untuk keperluan charge powerbank. Untuk mengisi powerbank, bisa menggunakan port USB yang ada di laptop atau juga menggunakan colokan smartphone kamu. Kebetulan unit charge Nokia Lumia 620 saya bisa dilepas, jadi bisa digunakan untuk mengisi ulang powerbank. Cuma kabelnya pendek sekali dan hanya untuk port microUSB saja.


Ada empat lampu indikator yang tertanam di powerbank ini. Kita anggap saja indikator itu mewakili 100%, 75%, 50%, dan 25%.


Nah saat dilakukan pengujian, powerbank Xiaomi 5200 mAh ini menurut saya kapasitasnya tidak membohongi. Tetapi tentu tidak real 5200 mAh seperti yang diiklankan karena setiap powerbank ada losses dan efisiensinya.

Powerbank Xiaomi 5200 mAh ini hanya memiliki satu input saja dan tidak dilengkapi oleh baterai seperti powerbank sekarang pada umumnya. Output yang dikeluarkan oleh powerbank ini adalah 5,1 V dan 1,5 A.

Saat mengisi daya pada smartphone Nokia Lumia 620 yang memiliki kapasitas baterai 1300 mAh, powerbank Xiaomi ini mampu mengisi daya Lumia 620 hingga 3,5x. Kalau secara teoritis mungkin bisa 4x. Tapi kembali lagi bahwa tidak ada yang benar-benar real capacity. Mungkin bisa berkurang 5% sampai 10% nya kalau powerbank itu memang berkualitas.

Kapasitas yang dimilikinya cukup untuk mengisi daya smartphone saya sampai menemui colokan. Untuk perjalanan jauh juga bisa diandalkan. Kabel bawaannya juga sudah cukup bagus untuk mengisi daya dan justru malah lebih cepat pengisiannya dibandingkan dengan menggunakan kabel charge bawaan Nokia. Saya juga tidak tahu kenapa.

Yang jelas powerbank Xiaomi ini menurut saya sudah cukup bagus untuk ukuran pengisi daya portabel. Namun kembali lagi pada pilihan masing-masing apakah suka atau tidak dengan powerbank ini.
 

Copyright © Bayu Blog. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com