Rabu, 08 April 2015

Pengalaman Membaca Buku Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990


Ada yang sudah membaca buku Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990? Kita singkat saja dengan buku Dilan. Buku ini secara tidak sengaja saya baca previewnya di Internet. Kebetulan saya sedang meminjam smartphone Android punya adik saya. Ada satu aplikasi buatan Google, yang sangat saya harapkan ada di Windows Phone tentunya, yaitu Google Play Books.

Disana banyak buku-buku yang bisa kita baca secara online. Namun hanya terbatas untuk beberapa halaman saja. Jika ingin membaca semuanya, pengguna bisa membelinya untuk mendownload versi ebooknya.

Saya melihat buku Dilan. Iseng-iseng saya membaca ebooknya dan ternyata cukup membuat saya penasaran dan lebih memilih untuk membeli bukunya ketimbang membeli ebooknya. Ada kepuasan tersendiri jika membaca buku secara real ketimbang versi ebooknya.

Buku Dilan menceritakan tentang kehidupan remaja pada saat SMA. Remaja yang sedang beranjak dewasa dan sedang mencari jati, identitas dirinya. Masa ketika semua kenangan indah itu terjadi. Dilatarbelakangi oleh suasana Bandung pada tahun 1990-an yang masih didominasi pepohonan, kabut pagi, sedikit kendaraan dan udara yang bersih. Berbeda dengan wajah Bandung yang sekarang.

Tokoh utama di cerita ini jelas saja adalah Dilan, dan Milea. Dilan yang jatuh hati pada Milea, seorang gadis yang baru saja pindah dari Jakarta untuk bersekolah di Bandung, tempat dimana Dilan sekolah.

Dilan jatuh hati pada Milea. Sejak pertama Milea datang, Dilan terus mengejarnya dengan cara-cara yang spesial, unik, nyeleneh, dan mungkin saja tidak terfikirkan oleh siapapun kecuali Dilan. Contohnya saja seperti:

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore."

Awalnya Milea tidak menanggapinya dan dia sudah punya kekasih. Lama kelamaan Milea pun mulai melunak dan membuka diri untuk mengenal Dilan lebih jauh karena dari cara-cara Dilan mendekatinya yang absurd, namun memiliki arti tersendiri bagi Milea. Selidik punya selidik, ternyata Dilan adalah seorang geng motor! Jabatan yang dia pegang adalah Panglima Tempur! Nahloh!

Tapi dia adalah murid yang pintar. Dia mewakili kelasnya untuk mengikuti sebuah cerdas cermat yang diadakan di sekolahnya. Yang menang akan menjadi wakil sekolah untuk mengikuti cerdas cermat tingkat nasional yang ditayangkan di televisi.

Babak kesatu, kedua, ketiga, grup Dilan kalah. Pada babak rebutan, disinilah awal keabsurdan itu terjadi. Sang penanya mengajukan pertanyaan pada grup Dilan.

"Siapakah Menteri Agama Kabinet Pembangunan V?", tanya Sang Penanya.

Dilan berhasil memijit bel dan menjawab:

"Mahatma Gandhi!"

Jelas semua orang yang ada disana tertawa. Entah disengaja atau tidak, yang jelas jawaban yang tepat adalah Munawir Sadjali.

Dan kelakuan Dilan yang lain yang cukup membuat saya tertawa.

Kedengarannya klise ya. Seperti kisah percintaan yang ada di FTV. Eits, sama sekali enggak. Kekuatan buku ini justru ada pada cara-cara Dilan untuk menghadapi hidup. Bagimana dia bersikap dengan sahabatnya, Milea, guru-gurunya, keluarganya, dan orang lain.

Ketika saya lihat siapa penulisnya, ternyata Pidi Baiq. Oh ternyata pantas tulisannya kreatif. Saya tahu sedikit tentang Pidi Baiq melalui Twitter dan memang ketika saya lihat di Twitternya, Pidi Baiq memang seperti itu. Unik dan kreatif!

Buku Dilan ini jujur saja asik untuk dibaca. Cukup membuat kita tertawa lepas dan bernostalgia sejenak ke masa-masa SMA dahulu. Mengingat masa-masa ketika kita beranjak dewasa, mengenal cinta, dll.

Sudah membaca buku Dilan? Bagaimana pendapatmu?

About the Author

Bayu

Author & Editor

Seorang blogger yang nyambi jadi buruh pabrik. Suka sekali dengan Windows Phone, Buku, dan Kamu. Tidak terlalu fanatik.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Bayu Blog. All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com